Rabu, 22 April 2015

Jawa, Apa sih Jawa itu?



Budaya Jawa adalah budaya yang berasal dari Jawa dan dianut oleh masyarakat Jawa khususnya di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Budaya Jawa secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 yaitu budaya Banyumasan, budaya Jawa Tengah-DIY dan budaya Jawa Timur. Budaya Jawa mengutamakan keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam kehidupan sehari hari. Budaya Jawa menjunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan. Budaya Jawa selain terdapat di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur terdapat juga di daerah perantauan orang Jawa yaitu di Jakarta,Sumatera dan Suriname. Bahkan budaya Jawa termasuk salah satu budaya di Indonesia yang paling banyak diminati di luar negeri. Beberapa budaya Jawa yang diminati di luar negeri adalah Wayang Kulit, Keris, Batik, Kebaya dan Gamelan. Di Malaysia dan Filipina dikenal istilah keris karena pengaruh Majapahit.LSM Kampung Halaman dari Yogyakarta yang menggunakan wayang remaja adalah LSM Asia pertama yang menerima penghargaan seni dari Amerika Serikat tahun 2011.Gamelan Jawa menjadi pelajaran wajib di AS, Singapura dan Selandia Baru.Gamelan Jawa rutin digelar di AS dan Eropa atas permintaan warga AS dan Eropa. Sastra Jawa Negarakretagama menjadi satu satunya karya sastra Indonesia yang diakui UNESCO sebagai Memori Dunia.Menurut Guru Besar Arkeologi Asia Tenggara National University of Singapore John N. Miksic jangkauan kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera dan Singapura bahkan Thailand yang dibuktikan dengan pengaruh kebudayaan, corak bangunan, candi, patung dan seni.Bahkan banyak negara di dunia terutama Amerika dan Eropamenyebut Jawa identik kopi.Budaya Jawa termasuk unik karena membagi tingkat bahasa Jawa menjadi beberapa tingkat yaitu Ngoko, Madya Krama. Ada yang berpendapat budaya Jawa identik feodal dan sinkretik. Pendapat itu kurang tepat karena budaya feodal ada di semua negara termasuk Eropa. Budaya Jawa menghargai semua agama dan pluralitas sehingga dinilai sinkretik oleh budaya tertentu yang hanya mengakui satu agama tertentu dan sektarian.
Budaya Jawa juga menghasilkan agama sendiri yaitu Kejawen. Kejawen berisikan tentang seni, budaya, tradisi, ritual, sikap serta filosofi orang-orang Jawa. Kejawen juga memiliki arti spiritualistis atau spiritualistis suku Jawa. Tetapi mayoritas orang Jawa sekarang menganut agama Islam dan sebagian kecil orang Jawa menganut agama Kristen atauKatolik. Dahulu orang Jawa menganut agama Hindu, Buddha dan Kejawen. Bahkan orang Jawa ikut menyebarkan agama Hindu dan Buddha dengan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha Jawa yang berperan. Orang Jawa juga ikut menyebarkan agama Islam dan Kristen atau Katolik di Indonesia. Orang Jawa termasuk unik karena menjadi satu satunya suku di Indonesia yang berperan penting dalam menyebarkan 5 agama besar. Seorang peneliti AS Clifford Geertz bahkan pernah meneliti orang Jawa dan membagi orang Jawa menjadi 3 golongan besar yaitu : Abangan, Priyayidan Santri.
Sejarah Sastra Jawa dimulai dengan sebuah prasasti yang ditemukan di daerah Sukabumi (Sukobumi), Pare, Kediri Jawa Timur. Prasasti yang biasa disebut dengan nama Prasasti Sukabumi ini bertarikh 25 Maret tahun 804 Masehi. Isinya ditulis dalam bahasa Jawa Kuna. Setelah prasasti Sukabumi, ditemukan prasasti lainnya dari tahun 856 M yang berisikan sebuah sajak yang disebut kakawin. Kakawin yang tidak lengkap ini adalah sajak tertua dalam bahasa Jawa (Kuna).
Sejarah sastra Jawa dibagi dalam empat masa:
Sastra Jawa Kuna
Sastra Jawa Tengahan
Sastra Jawa Baru
Sastra Jawa Modern
Bahasa Jawa pertama-tama ditulis dalam aksara turunan aksara Pallawa yang berasal dari India Selatan. Aksara ini yang menjadi cikal bakal aksara Jawa modern atauHanacaraka yang masih dipakai sampai sekarang. Dengan berkembangnya agama Islam pada abad ke-15 dan ke-16, huruf Arab juga dipergunakan untuk menulis bahasa Jawa; huruf ini disebut dengan nama huruf pegon. Ketika bangsa Eropa menjajah Indonesia, termasuk Jawa, abjad Latin pun digunakan untuk menulis bahasa Jawa. Dongeng Jawa seperti cerita panji ternyata juga dikenal dan dipentaskan di Thailand dan Filipina. Banyak sastra Jawa yang berada di Eropa terutama Belanda bahkan ada perguruan tinggi Belanda yang membuka mata kuliah sastra Jawa seperti Universitas Leiden. Beberapa kakawin yang ditulis oleh pujangga Jawa menyadur dari karya India atau cerita Jawa diantaranya adalah :
Kakawin Sutasoma (menjadi motto Bhinneka Tunggal Ika)
Kakawin Nagarakretagama
Kakawin Smaradahana
Kakawin Ramayana
Kakawin Smaradahana
Kakawin Arjunawiwāha
Kakawin Kresnayana
Kakawin Bhāratayuddha
Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa di Jawa Tengah,Yogyakarta & Jawa Timur. Selain itu, Bahasa Jawa juga digunakan oleh penduduk yang tinggal beberapa daerah lain seperti di Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon. Kawasan-kawasan luar Jawa yang terdapat penutur bahasa Jawa yaitu : Lampung (61,9%), Jakarta (35%), Sumatera Utara (32,6%), Kaltim (29,5%), Jambi (27,6%), Sumatera Selatan (27%), Riau 25%, Aceh (15,87%) yang dikenal sebagaiAneuk Jawoe. Penutur bahasa Jawa juga ditemukan dalam jumlah besar di Suriname, yang mencapai 15% dari penduduk secara keseluruhan, kemudian di Kaledonia Barubahkan sampai kawasan Aruba dan Curacao serta Belanda. Sebagian kecil bahkan menyebar ke wilayah Guyana Perancis dan Venezuela. Pengiriman tenaga kerja ke Korea,Hong Kong, serta beberapa negara Timur Tengah juga memperluas wilayah sebar pengguna bahasa ini meskipun belum bisa dipastikan kelestariannya.

Banyaknya kerajaan yang pernah berdiri di Jawa juga menyumbang ragam kebudayaan di Jawa. Kerajaan Jawa yang banyak mengusai daerah lain termasuk Malaysia dan Filipina ikut menyumbang tersebarnya budaya keris di seluruh Indonesia dan Asia. Kerajaan yang pernah berdiri di Jawa diantaranya :

Kerajaan Hindu/Buddha

Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kanjuruhan
Kerajaan Mataram Hindu
Kerajaan Kahuripan
Kerajaan Janggala
Kerajaan Kadiri (1042 - 1222)
Kerajaan Singasari (1222-1292)
Kerajaan Majapahit (1292-1527)

Kerajaan Islam dan Jawa Modern

Kesultanan Demak (1475–1548)
Kesultanan Mataram (1588—1681)
Kasunanan Surakarta
Kasultanan Yogyakarta
Kadipaten Paku Alaman
Praja Mangkunagaran

Kalender Jawa adalah sebuah kalender yang merupakan perpaduan antara budaya Islam, budaya Hindu-Buddha Jawa dan budaya Eropa. Dalam sistem kalender Jawa, siklus hari yang dipakai ada dua: siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari seperti yang kita kenal sekarang, dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari 5 hari pasaran. Pada tahun 1625 Masehi, Sultan Agung yang berusaha keras menyebarkan agama Islam di pulau Jawa dalam kerangka negara Mataram mengeluarkan dekrit untuk mengubah penanggalan Saka. Sejak saat itu kalender Jawa versi Mataram menggunakan sistem kalender kamariah atau lunar, namun tidak menggunakan angka dari tahun Hijriyah (saat itu tahun 1035 H). Angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan. Hal ini dilakukan demi asas kesinambungan. Sehingga tahun saat itu yang adalah tahun 1547 Saka, diteruskan menjadi tahun 1547 Jawa. Dekrit Sultan Agung berlaku di seluruh wilayah kerajaan Mataram II yaitu seluruh pulau Jawa dan Madura kecuali Banten, Batavia dan Banyuwangi (Blambangan).



Seni Tradisional Jawa adalah karya seni yang diciptakan dan berasal dari Pulau Jawa, Indonesia. Beberapa contoh dari seni tradisional jawa antara lain tari gambyong. Kesenian tradisional dari Jawa ada berbagai macam, tetapi secara umum dalam satu akar budaya kesenian Jawa ada 3 kelompok besar yaitu Banyumasan (Ebeg), Jawa Tengah dan Jawa Timur (Ludrukdan Reog).

Tidak ada komentar :

Posting Komentar