Budaya Jawa adalah budaya yang berasal dari Jawa dan
dianut oleh masyarakat Jawa khususnya di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur.
Budaya Jawa secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 yaitu budaya Banyumasan,
budaya Jawa Tengah-DIY dan budaya Jawa Timur. Budaya Jawa mengutamakan
keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam kehidupan sehari hari. Budaya
Jawa menjunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan. Budaya Jawa selain terdapat
di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur terdapat juga di daerah perantauan orang
Jawa yaitu di Jakarta,Sumatera dan Suriname. Bahkan budaya Jawa termasuk salah
satu budaya di Indonesia yang paling banyak diminati di luar negeri. Beberapa
budaya Jawa yang diminati di luar negeri adalah Wayang Kulit, Keris, Batik,
Kebaya dan Gamelan. Di Malaysia dan Filipina dikenal istilah keris karena
pengaruh Majapahit.LSM Kampung Halaman dari Yogyakarta yang menggunakan wayang
remaja adalah LSM Asia pertama yang menerima penghargaan seni dari Amerika
Serikat tahun 2011.Gamelan Jawa menjadi pelajaran wajib di AS, Singapura dan
Selandia Baru.Gamelan Jawa rutin digelar di AS dan Eropa atas permintaan warga
AS dan Eropa. Sastra Jawa Negarakretagama menjadi satu satunya karya sastra
Indonesia yang diakui UNESCO sebagai Memori Dunia.Menurut Guru Besar Arkeologi
Asia Tenggara National University of Singapore John N. Miksic jangkauan
kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera dan Singapura bahkan Thailand yang
dibuktikan dengan pengaruh kebudayaan, corak bangunan, candi, patung dan
seni.Bahkan banyak negara di dunia terutama Amerika dan Eropamenyebut Jawa
identik kopi.Budaya Jawa termasuk unik karena membagi tingkat bahasa Jawa
menjadi beberapa tingkat yaitu Ngoko, Madya Krama. Ada yang berpendapat budaya
Jawa identik feodal dan sinkretik. Pendapat itu kurang tepat karena budaya
feodal ada di semua negara termasuk Eropa. Budaya Jawa menghargai semua agama
dan pluralitas sehingga dinilai sinkretik oleh budaya tertentu yang hanya mengakui
satu agama tertentu dan sektarian.
Budaya Jawa juga menghasilkan agama sendiri yaitu
Kejawen. Kejawen berisikan tentang seni, budaya, tradisi, ritual, sikap serta
filosofi orang-orang Jawa. Kejawen juga memiliki arti spiritualistis atau
spiritualistis suku Jawa. Tetapi mayoritas orang Jawa sekarang menganut agama
Islam dan sebagian kecil orang Jawa menganut agama Kristen atauKatolik. Dahulu
orang Jawa menganut agama Hindu, Buddha dan Kejawen. Bahkan orang Jawa ikut
menyebarkan agama Hindu dan Buddha dengan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha Jawa
yang berperan. Orang Jawa juga ikut menyebarkan agama Islam dan Kristen atau
Katolik di Indonesia. Orang Jawa termasuk unik karena menjadi satu satunya suku
di Indonesia yang berperan penting dalam menyebarkan 5 agama besar. Seorang
peneliti AS Clifford Geertz bahkan pernah meneliti orang Jawa dan membagi orang
Jawa menjadi 3 golongan besar yaitu : Abangan, Priyayidan Santri.
Sejarah Sastra Jawa dimulai dengan sebuah prasasti
yang ditemukan di daerah Sukabumi (Sukobumi), Pare, Kediri Jawa Timur. Prasasti
yang biasa disebut dengan nama Prasasti Sukabumi ini bertarikh 25 Maret tahun
804 Masehi. Isinya ditulis dalam bahasa Jawa Kuna. Setelah prasasti Sukabumi,
ditemukan prasasti lainnya dari tahun 856 M yang berisikan sebuah sajak yang
disebut kakawin. Kakawin yang tidak lengkap ini adalah sajak tertua dalam
bahasa Jawa (Kuna).
Sejarah sastra Jawa dibagi dalam empat masa:
Sastra Jawa Kuna
Sastra Jawa Tengahan
Sastra Jawa Baru
Sastra Jawa Modern
Bahasa Jawa pertama-tama ditulis dalam aksara
turunan aksara Pallawa yang berasal dari India Selatan. Aksara ini yang menjadi
cikal bakal aksara Jawa modern atauHanacaraka yang masih dipakai sampai
sekarang. Dengan berkembangnya agama Islam pada abad ke-15 dan ke-16, huruf
Arab juga dipergunakan untuk menulis bahasa Jawa; huruf ini disebut dengan nama
huruf pegon. Ketika bangsa Eropa menjajah Indonesia, termasuk Jawa, abjad Latin
pun digunakan untuk menulis bahasa Jawa. Dongeng Jawa seperti cerita panji
ternyata juga dikenal dan dipentaskan di Thailand dan Filipina. Banyak sastra
Jawa yang berada di Eropa terutama Belanda bahkan ada perguruan tinggi Belanda
yang membuka mata kuliah sastra Jawa seperti Universitas Leiden. Beberapa
kakawin yang ditulis oleh pujangga Jawa menyadur dari karya India atau cerita
Jawa diantaranya adalah :
Kakawin Sutasoma (menjadi motto Bhinneka Tunggal
Ika)
Kakawin Nagarakretagama
Kakawin Smaradahana
Kakawin Ramayana
Kakawin Smaradahana
Kakawin Arjunawiwāha
Kakawin Kresnayana
Kakawin Bhāratayuddha
Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan penduduk
suku bangsa Jawa di Jawa Tengah,Yogyakarta & Jawa Timur. Selain itu, Bahasa
Jawa juga digunakan oleh penduduk yang tinggal beberapa daerah lain seperti di
Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten
Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari pesisir
utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon.
Kawasan-kawasan luar Jawa yang terdapat penutur bahasa Jawa yaitu : Lampung
(61,9%), Jakarta (35%), Sumatera Utara (32,6%), Kaltim (29,5%), Jambi (27,6%),
Sumatera Selatan (27%), Riau 25%, Aceh (15,87%) yang dikenal sebagaiAneuk
Jawoe. Penutur bahasa Jawa juga ditemukan dalam jumlah besar di Suriname, yang
mencapai 15% dari penduduk secara keseluruhan, kemudian di Kaledonia Barubahkan
sampai kawasan Aruba dan Curacao serta Belanda. Sebagian kecil bahkan menyebar
ke wilayah Guyana Perancis dan Venezuela. Pengiriman tenaga kerja ke Korea,Hong
Kong, serta beberapa negara Timur Tengah juga memperluas wilayah sebar pengguna
bahasa ini meskipun belum bisa dipastikan kelestariannya.
Banyaknya kerajaan yang pernah berdiri di Jawa juga
menyumbang ragam kebudayaan di Jawa. Kerajaan Jawa yang banyak mengusai daerah
lain termasuk Malaysia dan Filipina ikut menyumbang tersebarnya budaya keris di
seluruh Indonesia dan Asia. Kerajaan yang pernah berdiri di Jawa diantaranya :
Kerajaan Hindu/Buddha
Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kanjuruhan
Kerajaan Mataram Hindu
Kerajaan Kahuripan
Kerajaan Janggala
Kerajaan Kadiri (1042 - 1222)
Kerajaan Singasari (1222-1292)
Kerajaan Majapahit (1292-1527)
Kerajaan Islam dan Jawa Modern
Kesultanan Demak (1475–1548)
Kesultanan Mataram (1588—1681)
Kasunanan Surakarta
Kasultanan Yogyakarta
Kadipaten Paku Alaman
Praja Mangkunagaran
Kalender Jawa adalah sebuah kalender yang merupakan
perpaduan antara budaya Islam, budaya Hindu-Buddha Jawa dan budaya Eropa. Dalam
sistem kalender Jawa, siklus hari yang dipakai ada dua: siklus mingguan yang
terdiri dari 7 hari seperti yang kita kenal sekarang, dan siklus pekan
pancawara yang terdiri dari 5 hari pasaran. Pada tahun 1625 Masehi, Sultan
Agung yang berusaha keras menyebarkan agama Islam di pulau Jawa dalam kerangka
negara Mataram mengeluarkan dekrit untuk mengubah penanggalan Saka. Sejak saat
itu kalender Jawa versi Mataram menggunakan sistem kalender kamariah atau
lunar, namun tidak menggunakan angka dari tahun Hijriyah (saat itu tahun 1035
H). Angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan. Hal ini dilakukan demi asas
kesinambungan. Sehingga tahun saat itu yang adalah tahun 1547 Saka, diteruskan
menjadi tahun 1547 Jawa. Dekrit Sultan Agung berlaku di seluruh wilayah
kerajaan Mataram II yaitu seluruh pulau Jawa dan Madura kecuali Banten, Batavia
dan Banyuwangi (Blambangan).
Seni Tradisional Jawa adalah karya seni yang
diciptakan dan berasal dari Pulau Jawa, Indonesia. Beberapa contoh dari seni
tradisional jawa antara lain tari gambyong. Kesenian tradisional dari Jawa ada
berbagai macam, tetapi secara umum dalam satu akar budaya kesenian Jawa ada 3
kelompok besar yaitu Banyumasan (Ebeg), Jawa Tengah dan Jawa Timur (Ludrukdan
Reog).
Tidak ada komentar :
Posting Komentar